![]() |
Barang Bukti Operasi BNNP Jambi (ist) |
Sarojanews.com JAMBI- Di tengah kemegahan alam Jambi yang tenang, sesuatu yang berbahaya bersembunyi. Bukan predator, tapi jaringan narkoba yang canggih dan terstruktur. Namun, petugas Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Jambi tak tinggal diam.
Pagi yang seharusnya biasa di jalan lintas Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari-Bungo, mendadak menjadi sorotan publik. Sebuah mobil Xenia berwarna putih tiba-tiba diberhentikan oleh petugas BNNP Jambi dalam sebuah razia rutin. Namun, dari insiden rutin tersebut terungkap sebuah drama yang mungkin tak akan terlupakan oleh warga setempat.
Dua pria, Sukardi dan Asril, segera diamankan. Mereka bukanlah pelancong biasa; keduanya adalah kurir yang membawa barang haram berupa 7 kilogram sabu-sabu dan 5.000 pil ekstasi. “Ini adalah bagian dari jaringan narkoba yang rapi. Keduanya hendak mengantar barang haram tersebut ke Kabupaten Bungo,” ungkap Brigjen Pol Wisnu Handoko, Kepala BNNP Jambi.
Penangkapan di tengah jalan lintas ini pun mengundang kerumunan. Warga sekitar yang penasaran berhimpun, ada yang membisik-bisik, ada pula yang berani merekam kejadian tersebut dengan ponselnya.
Namun, cerita tak berhenti sampai di situ. Berbekal informasi dari kedua kurir, tim BNNP Jambi melanjutkan penyelidikan mereka ke sebuah rumah kontrakan di eks-lokalisasi Payo Sigadung, Kota Jambi. Di lokasi ini, sebuah temuan mengejutkan kembali ditemukan: 3 kilogram sabu lagi, tersimpan dengan cermat dan rapi.
Ketika ditanya tentang temuan tersebut, Brigjen Pol Wisnu menjelaskan dengan detail, “Barang haram ini dikemas dengan cara unik. Sabu-sabu tersebut disamarkan dalam kemasan kertas teh berwarna kuning, diletakkan dalam kardus. Ini jelas menunjukkan profesionalisme dan kerapian jaringan ini.”
Selain dari kedua kurir, BNNP Jambi juga berhasil menangkap Deri Saputra, seorang pengedar dari Kabupaten Bungo. Dari tangan Deri, petugas mengamankan berbagai barang bukti lain, termasuk sepeda motor dan beberapa telepon seluler.
Wisnu melanjutkan, “Barang haram ini berasal dari Aceh, lalu menuju Riau sebelum diambil oleh kurir untuk dibawa ke Jambi. Kemasan yang rapi dan profesional menunjukkan bahwa ada jaringan internasional di balik ini.”
Lebih jauh, dia menekankan bahwa pil ekstasi yang diamankan merupakan produk premium, dengan harga yang cukup tinggi di pasar gelap.
Namun, dari semua temuan tersebut, ada satu hal yang menjadi sorotan utama: keberhasilan petugas dalam menggagalkan distribusi narkotika ini. “Ini adalah hasil kerja keras tim, dengan bantuan dari berbagai pihak, termasuk Gempar di Jakarta,” ujar Wisnu dengan bangga.
Dengan penangkapan dan pengungkapan ini, harapan untuk Jambi yang bebas dari narkotika semakin kuat. Setiap gram narkoba yang berhasil diamankan berarti satu langkah maju menuju Jambi yang lebih sehat dan cerah. (*)
0 Comments