Breaking News

Refleksi di Hari Jadi Sarolangun gencarkan Sinergi Kolaborasi Pemberdayaan, Sarolangun Tidak butuh pemimpin Superior!

 

Penulis: Hayatullah Qomainy

Mahasiswa ilmu pemerintahan Unisversitas Jambi


Sarojanews.com SAROLANGUN- Pada kemaren hari tepat  Kamis 12 Oktober 1999 tepat 24 tahun yang lalu Kabupaten Sarolangun resmi menjadi daerah otonom, Negeri sepucuk adat serumpun pseko sebagai julukan dan makna simbolik masyarakat beradat dan negeri bertuah.

Daerah yang terkenal kaya dengan semua sumber daya alam, dan objek wisata  ini menjadi potensi yang dimiliki Sarolangun. Seperti batu bara, emas, minyak, dan juga rencana percepatan pembangunan Pabrik Semen Batu Raja II.

Saat ini kabupaten Sarolangun terdiri dari 11 kecamatan diantaranya, kecamatan Sarolangun, Pelawan, Singkut, Bathin VIII, Limun, Pauh, Air Hitam, Mandiangin, Batang Asai, dan Cermin Nan Gedang, mandiangin timur.

Usia 24 tahun bukanlah usia yang muda untuk sekelas kabupaten di Provinsi Jambi. Dengan segala hal yang bisa di pergunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat memajukan sumber daya manusianya. Pun hari ini masih banyak pekerjaan rumah (PR) Birokrasi dan unsur Pemerintahan Kabupaten Sarolangun secara keseluruhan. 

Seperti Mulai dari konflik lahan, Penambang Emas Tanpa Izin (PETI),ketidak merataan infrastruktur, persoalan tambang batu bara, ditambah karhutla, sederet lainnya Tak terkecuali masalah Pendidikan.

Perkembangan pendidikan di kabupaten khususnya memang melewati jalan yang sangat panjang. Dari waktu ke waktu ada transformasi pendidikan agar arah pendidikan di Sarolangun menjadi lebih baik lagi dan meningkat. 

Transformasi pendidikan di sarolangun biasanya mulai dilakukan dari kurikulum yang digunakan, teknik pengajaran guru, cara mengakses pelajaran dan sebagainya. Bisa dibilang pendidikan di Sarolangun sekarang sudah lebih baik, akan tetapi hari ini dengan momentum ulang tahun Kabupaten Sarolangun daerah sejuta cerita terkena musibah karhutla dan ini betul dibutuhkan peran stakeholder dan Kapolres dalam mengatasi polemik supaya kestabilitasan pendidikan tetap terjaga dan terus beranjak maju. 

Di era kolaborasi seperti ini kita betul membutuhkan leader yang bisa mengkombinasikan semua pihak demi terwujudnya masyarakat adil Makmur, kelangsunganya dari problematika Pendidikan tadi Kabupaten Sarolangun harus melek bahwa Tingkat sukses Pendidikan bukan hanya soal turunnya angka Buta huruf.

Tetapi juga bagaimana meningkatnnya angka kelulusan siswa di perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Raport dan seleksi Ujian tulis juga pemerintah mengupayakan program program untuk peningkatan indeks pembangunan manusia melalui beasiswa strata 1, strata 2 maupun tingkatan lainya. 

Faktor utama melihat kemajuan suatu daerah bisa berdasarkan “human development indeks”  dan diera Pemerintahan Pj Bupati Sarolangun hari ini Pak Bachril Bakri belum banyak dilakukan.

Baik berkolaborasi dengan civitas Praktisi apalagi mahasiswa yang seyoganya di organisir dengan baik akan menjadi mitra kritik dan mitra solusi bagi pemerintahan Sarolangun kedepannya. 

Banyak hal yang bisa mahasiswa lakukan jika leader bisa menangkap peluang untuk bersinergi, jangan sampai amanah sebagai PJ bupati hanya di pandang masyarakat. 

Apalagi Mahasiswa hanya sebagai Pemerintah seremonial semata mata dan bahkan menjadi alat kepentingan yang berbau tendesius Perhelatan Pemilu 2024, kita mencintai Sarolangun dan kita tidak ingin ini terjadi. 

Tanpa kita sadari hari ini banyak generasi muda Sarolangun di berbagai tingkatan usia baik yang menempuh Pendidikan formal atau bahkan tidak mendapat akses ke dunia Pendidikan, menggantungkan hidupnya atau menghabiskan masa mudanya dengan bergantung Pada Alam, bergantung pada profesi mengandalkan tenaga masa muda. 

Hal ini tidak semata mata salah dan benar karena jika bisa memposisikan diri kawan kawan di luar sana juga dalam rangka berusaha mencari nafkahnya, tetapi fakta dan gejala inilah yang seharusnya bisa di tangkap dan di evaluasi oleh pemerintahan Sarolangun hari ini. 

Bagaimana merumuskan dan menjalankan suatu kebijakan yang bisa merubah arah berpikir  khususnya Generasi muda Sarolangun hari ini, dan hal ini tidaklah mudah oleh karena itu memerlukan Sinergitas bersama.

Salah satu contoh terdekat sinergi baik yang bisa dijalankan oleh Pemerintahan Kabupaten Sarolangun hari ini adalah Soal bagaimana melibatkan Generasi muda Khususnya mahasiswa Aktif di dalam Forum Pembagunan terendah ( Musrenbang-des) ? mengapa harus aktif? Ya harus karena forum ini adalah forum edukasi dan control agar melek politik dan situasi pembangunan akar Rumput.

Bagaimana Hari ini Pemerintahan Sarolangun Dalam menangkap dan Menindak lanjuti Fenomena ini ? kala dari pikiran penulis sudah jelas Adakan kolaborasi bersama Generasi muda baik siswa dan khusus mahasiswa tadi, buat forum dan fasilitasi serta berikan edukasi soal Pentingnya peran dan gagasan mereka Pemuda hari ini dalam memberikan dampak pengabdian kepada daerahnya. 

Agar mereka sadar bahwa ini Juga merupakan tugasnya selaku mahasiswa bahkan di atur dalam undang undang, nah peran sentral pertama kekuasaan di sini Menyadarkan lalu mengajak Bukan Bersikap arogan bahkan Membungkam. Ini adalah salah satu contoh yang mana Refleksi dari Hari jadi Kabupaten tercinta Sarolangun ini adalah menciptakan ruang ruang Momentum Sinergi Kolaborasi Pembangunan antara Masyarakat yang didalamnya serta Mahasiswa demi Kemajuan daerah tercinta.

0 Comments

© Copyright 2023 - Saroja News