Oleh : H. Ibnu Ziady MZ, ST, MH.
SAROJANEWS.ID- Infrastuktur merupakan sarana penunjang yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, di beberapa tempat masih ditemukan suatu wilayah yang belum memiliki infrastruktur yang memadai. Pemerintah pusat dan daerah telah mengeluarkan program yang membantu masyarakat dalam memenuhi mencukupi infrastruktur yang mereka butuhkan melalui berbagai program sesuai dengan kewenangannya.
Beragam jenis infrastruktur sudah dibangun, baik itu berupa
sarana dan prasarana jalan, jembatan, irigasi, air bersih dan bangunan gedung
dengan beragam fungsi yang dibutuhkan. Tentunya kesemuanya itu menghabiskan
anggaran yang tidak sedikit.
Dalam kontek infrastruktur jalan, banyak ditemui fenomena adanya
degredasi/penurunan kualitas dan berpotensi terjadinya kerusakan, baik yang
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor kualitas hasil pelaksanaan
konstruksinya, ada juga yang disebabkan oleh faktor alam, seperti daya dukung
tanah yang labil, korosi akibat tingkat kadar asam, keretakan struktur akibat
pergeseran tanah, maupun abrasi atau terjadi pengikisan akibat gerusan air
hujan dan air permukaan.
Kerusakan pada infrastruktur terutama jalan ini adakalanya dibiarkan begitu saja oleh masyarakat,
sehingga hal ini terkesan masyarakat tidak memiliki kesadaran akan pemeliharaan
infastruktur tersebut. Tentunya kondisi ini membutuhkan suatu penanganan (treatment) yang cepat, efesien dan
ekonomis yang terencana dengan cermat oleh pihak pemerintah dan melibatkan
peran masyarakat didalamnya agar kerusakannya tidak menyebar ke berbagai titik
dan mengakibatkan tingkat kerugian yang lebih besar lagi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa yang
menjadi penyebab tidak adanya pemeliharaan terhadap jalan tersebut adalah
masyarakat belum mengerti siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara
infrastruktur tersebut, salah satu penyebab pembiaran kerusakan pada
infrastruktur adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang
pemeliharaan infrastruktur, upaya ini harus dilakukan secara berkesinambungan
dengan mendeskripsikan paritisipasi masyarakat dalam pemeliharaan infrstruktur
hingga pada saatnya nanti akan timbul kesadaran di tengah masyarakat akan arti
pentingnya peran/partisipasi masyarakat dalam merawat dan memelihara
infrastruktur untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bai semua.
Pemeliharaan infrastruktur jalan terhadap kondisi diatas dilakukan
lebih kepada tindakan praktis dan sebelumnya cenderung tidak dilakukan kajian dari
aspek teknis dan ekonomis. Hal ini dapat kita saksikan dalam penanganan
pemeliharaan jalan dalam kota, hampir setiap tahun dilakukan dengan cara
overlay/pelapisan kembali terhadap aspal yang yang sudah tergerus pada
sepanjang ruang jalan tersebut. Kondisi ini menyebabkan elevasi badan jalan
sangat tebal dan sudah menyamai bahkan beberapa titik lokasi sudah melebihi
kerb median jalan. Sementara median jalannya tidak dilakukan penyesuaian
konstruksi. Diprediksi kedepannya keberadaan median jalan akan membentuk sebuah
kolam dan tidak lagi seperti fungsi median pada umumnya.
Disisi lain, kita temui dibanyak lokasi baik didalam kota
maupun di wilayah perdesaan. Banyak jalan yang menggunakan cor rigit beton yang
kondisi permukaannya sudah mengalami gerusan. Baik yang karenakan kualitas
campuran agregat betonnya yang tidak sesuai spesifikasi, biasa juga diakibatkan
oleh tingkat penggunaan jalan yang tinggi atau bisa juga akibat faktor alam,
kena hujan, banjir dan sebagainya. Dibeberapa lokasi sampai terlihat tulangan
pembesiannya. Kondisi ini cenderung membahayakan bagi pengguna jalan.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat
ini, sudah ada beberapa jenis produk dari berbagai merk yang dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya ada berupa campuran agregat,
aspal emulsi, air dan bahan additive sebagai pelapis permukaan, perkerasan yang
bersifat fleksibel dan lentur yang diperuntukkan dalam rangka pemeliharaan skid
resistence perkerasan, menutup retak rambut, melindungi permukaan aspal dan
rigit beton dari proses oksidasi dan menghambat penetrasi air ke lapis aspal
dan perkerasan. Dengan kelebihan daya rekat tinggi sehingga tidak akan terjadi
FOD (Flying Object Debris), dapat mengatasi temperatur tinggi, tahan terhadap
gesekan ban dengan tekanan tinggi serta tidak mengandung logam bio-okumulatif,
atau bahan kimia dan tidak mengandung biosida. Produk yang ramah lingkungan,
tidak berbahaya dikarenakan tidak akan merusak ekosistem.
Metode pelaksanaannya relatif lebih simple, dengan ketebalan
lapisan antara 3 hingga 5 mm sehingga tidak mempengaruhi ketebalan level badan
jalan. Alternatif penggunaan produk hasil inovasi ini kiranya dapat dijadikan
alternatif metode dalam pelaksanaan pemeliharaan konstruksi jalan. Dan
dibeberapa wilayah di Indonesia sudah memanfaatkannya pada berbagai jenis infrastruktur
seperti landasan pesawat di bandara, jalan nasional, provinsi dan kabupaten/kota,
jalan perdesaan, pelabuhan/dermaga dan lain sebagainya.
0 Comments